Renungan jelang usia 40 Tahun

 16 Ramadhan 1446 H.

Tanpa terasa usia 40 tahun akan segera menyapa manusia - manusia yang lahir di tahun 85,tanpa terkecuali diri ini. Beberapa hari ini, pertanyaan - pertanyaan tentang eksistensi diri mulai bermunculan dalam benakku, mengganggu rutinitas dan "sedikit menggugat" apa yang telah selama ini aku jalani.

    1. Apakah aku dikenal Banyak orang

    2. Apakah hadirku telah mempengaruhi orang secara positif?

    3. Apakah Hadirku memberikan manfaat untuk keluargaku dan masyarakatku?

    4. Bagaimana reputasiku yang dikenal orang?

    5. Ketika mendengar namaku, apa yang terlintas pertama kali dalam kepala orang?

    6. Apa saja yang dapat aku banggakan dari usia mudaku?

Pertanyaan - pertanyaan diatas muncul dan membuatku berhenti sejenak dan berfikir "hmmm, iya juga ya, apakah yang ku lalui ini sudah sesuai dengan yang aku inginkan? ataukah melenceng jauh?"

Pertama kali yang terngiang ngiang di otakku adalah, aku ingin memberi sumbangan dan manfaat tak sekedar untuk keluargaku, namun juga untuk masyarakat. Aku ingin namaku dikenal harum, sebagai orang yang memiliki jasa dalam masyarakat, sehingga hidupku tak sia - sia. 

Sebuah angan - angan yang nampaknya jauh sekali dan terlalu tinggi ingin aku gapai, walaupun hati kecilku menginginkannya. Mengingat aku sendiri tidak terlalu aktif dalam sosial kemasyarakatan di lingkunganku. Tenaga, waktu dan fikiranku sudah terkuras buat pekerjaanku. 

Hidupku selama ini, memang tersita untuk bekerja, dan dalam bekerja selama ini aku banyak menghabiskan umurku di perantauan, kurang lebih 2 tahun aku baru bisa menetap di kampung tempatku tinggal sekarang ini. 

Peranku dalam sosial masyarakat mungkin dibilang sangat minim mendakati nihil mungkin selama ini. Jadi aku hanya bisa menceritakan pengalaman dan prestasi serta hubungan sosialku dalam ruang lingkup pekerjaan saja.

Dalam pekerjaanku saat ini, dimana aku menempati posisi PPIC, 

1. Aku telah membuat sistem record inventory untuk memudahkan pengontrolan stock raw material maupun Finish goods, baik Dangerous maupun Non Dangerous Raw Material & Finish Goods. Sistem record barang yang masuk maupun keluar Warehouse. Sebenarnya ini tanggung jawab SPv Warehouse, namun karena diminta tolong untuk menangani hal ini dan kebetulan juga aku memiliki pengalaman serta ilmu di bidang warehouse di perusahaan - perusahaan sebelumnya, aku bersedia membantu. 

2. Aku telah membuat dan menentukan safety stock , ROP, ROQ dan Max Stock untuk warehouse 

ini untuk melihat kapan harus order raw material agar tak terjadi out of stock namun untuk saat ini, hal ini masih terkendala kapasitas warehouse jika diterapkan ROP, sehingga selama ini aku menggunakan stock coverage untuk re-order raw material

3. Dari sisi PPIC sendiri, aku telah membuat sistem perhitungan scheduling produksi yang bisa melihat produksi selesai di hari apa dan menit keberapa. 

4. Aku juga mampu menghitung dan membuat format untuk menghitung kebutuhan raw material setiap bulan dan jumlah finish goods setiap bulan.

5. Aku juga mempu untuk menterjemahkan data forecast ke dalam kebutuhan rawa material dan kuantitas yang akan di produksi.

Semua aku kerjakan dengan menggunakan Excell. Dan kerja kerasku selama ini, di apresiasi dengan pernghargaan EXCELENCE EMLPOYEE dari Perusahaan.


Dari sisi hubungan ku dengan kolegaku bisa dibilang cukup baik untuk urusan pekerjaan, walaupun sampai saat ini untuk bisa dikatakan akrab belum ada. Akrab dalam artian, sampai bergaul nongkrong bersama, atau saling berkunjung ke rumah masing masing hanya untuk sekedar ngopi. 

Namun dari sisi keilmuan dan sumbangan yang aku berikan, aku merasa puas dengan diriku sendiri. Aku berhasil mengaplikasikan ilmu ku dna membantu orang lain. Walaupun ada juga yang bilang, 

"kenapa harus repot repot membantu pekerjaan orang lain, toh gaji sama aja"
" Belum tentu nanti kalau kamu butuh bantuan, mereka bisa bantu kamu"
" buat apa kamu bantu, kebiasaan nanti mereka"
" Kamu dimanfaatkan itu "

Di satu sisi, pertanyaan itu memang benar adanya, namun di sisi lain aku juga memiliki keyakinan yang kupegang yaitu 

"ilmu itu ketika diamalkan tidak akan hilang"
"membuat mudah urusan sesama , maka kelak kehidupan kita juga insya allah akan dimudahkan oleh Tuhan"
"ILmu itu harus diajarkan, agar kelak ketika di minta pertanggung jawaban kita memiliki saksi"
" Jika dengan ilmu yang kita ajarkan mereka bisa bekerja dengan mudah dan bisa mencari nafkah dengan mudah, maka itu sama saja artinya kita telah memiliki jariyah setiap kali yang kita ajari memberi nafkah keluarganya, maka kita mendapat pahalanya insya allah".

Itulah keyakinan yang aku pegang, walaupun terkadang ketika mendapat kesulitan, aku harus mengatasinya sendiri, namun itulah resiko yang harus aku tanggung. Entah Naif, bodoh, atau terlalu baik, aku tak tau bagaimana penilaian orang terhadapku. Namun hingga saat ini, itulah prinsip yang masih aku yakini dan aku pegang.

Itulah kehidupan sosialku di lingkungan pekerjaan. Untuk masalah Ekonomi, untuk saat ini aku belum bisa berbangga diri, karna sampai saat ini pun aku masih tinggal di PMI ( Pondok Mertua Indah ). untuk kendaraan, sepeda Motor Vario yang kubeli 2022 setia menemani, mobil butut Forza GLX yang sampai saat ini lebih banyak nongkrong di parkiran daripada meluncur di jalan raya. Liburan, paling banter hanya ke Bali dan Malang, tak seperti teman - teman yang sudah sampai umrah beberapa kali dan ke luar negeri beberapa kali. 

Jujur ada perasaan sedih , dan perasaan gagal rasanya, karna sampai saat ini tak kunjung seperti teman - temanku yang lain, namun setalah kulhat kembali perjalanan hidupku dan apa yang telah aku lalui hingga di titik ini, aku bersyukur atas semua usahaku dan apa yang telah aku rasakan.

Karna bagaimanapun rezeki itu urusan Tuhan, sedangkan usaha adalah kewajiban niscaya dari seorang hamba. 

"Tiap kita sudah memiliki jatah rezeki masing - masing, focus menikmati apa yang ada di tangan saja, dan tutup mata pada nikmat orang lain"

Tentu saja harapan itu masih ada, harapan supaya Tuhan memperluas rejeki keluargaku sehingga rumah yang kubangun saat ini segera selesai, mampu juga umrohlah paling gak, karna haji nampaknya mustahil karna antrean sampai 12 tahun. 

Yah itulah diriku, dan reputasi yang aku bangun dari sudut pandangku sendiri, dan tentu saja kolegaku memiliki pandangannya sendiri untukku yang aku tak tau. 





Komentar

Postingan Populer