Terima Kasih Teman



Seperti ada rasa yang menyeruak dan memantik alam pikirku ketika membuka grup whatsapp di HP. 

Kebetulan bulan ini adalah bulan Ramadhan 1446 Hijriah ,bertepatan dengan bulan Maret 2025, dan sebagaimana kebiasaan sosial dalam masyarakat indonesia, setiap kali Ramadhan tiba akan menjadi moment yang tepat untuk kembali menjalin silaturahmi  dengan teman - teman lama. Khususnya adalah teman - teman sekolah baik itu SD, SMP , maupun SMA dalam balutan kegiatan bukber aka "buka bersama" .

Dan hari itu salah seorang teman dalam grup wa mengatakan, "ayok kita ketemuan teman teman, gak kerasa udah 40 tahun umur  kita, kapan lagi mau ngumpul?"

Kalimat itu memantik kesadaran menggugah pemahaman membuat batin ini ikut berkata " secepat itu waktu berlalu".

Seperti ada yang menghujam relung - relung dalam dada, menyeret alam berpikir ke dalam ingatan - ingatan yang pernah ku lalui bersama orang - orang yang ada dalam grup wa ini.

Ku lihat foto profil mereka satu - satu, kurang lebih ada sekitar 20an mungkin anggota grup kelas 3 SMA ku. 

Setiap melihat salah satu profil, aku mengorek kembali ingatan kehidupan yang pernah aku lewatkan 22 tahun yang lalu bersama orang yang ada dalam foto profil itu.

Aku memang belum pernah sama sekali ikut reuni atau kumpul bersama dengan teman - teman SMP maupun SMA ku. Seingatku tak ada satupun reuni dengan teman SMP dan SMA ku yang pernah aku ikuti. 

Sebenarnya ada keinginan untuk bertemu kembali dengan mereka semua. Namun kesempatan yang belum ada. Yup, kadang kesibukan pekerjaan, menghilangkan kesempatan bertemu dengan mereka.

Selagi men-Scroll list member grup whatsapp  SMA , pandanganku terhenti pada salah satu foto profil yang menampilkan foto keluarga. Sebuah foto yang terdiri atas pasangan orang tua yang duduk di sofa  memangku bocah bocah, dan satu pasangan lagi yang berdiri di belakang pasangan orang tua tadi. Kebahagian keluarga yang terpancar dalam senyum dan tatapan mereka pada foto itu akan membuat siap saja yang mengenal keluarga dalam foto itu akan tersenyum.

"Apa kabarmu kawan?" tanyaku dalam hati, pada foto seorang pria dalam profil itu yang tak lain adalah temanku tentu saja. Sebenarnya pasangannya pun adalah temanku juga, ya, mereka berdua adalah temanku SMA, dari angkatan yang sama kemudian berjodoh.

Kebetulan dia adalah teman kelas 1 SMA, sebut saja namanya Tyo ( bukan nama sebenarnya ), caranya unik jika dia mengajak aku keluar rumah untuk sekedar hangout atau main ke rumah temen yang lain.

Belakang rumah yang aku tinggali adalah sebuah gang seukuran 2 orang dewasa, gang itu membentuk letter L dan belakng rumahku merupakan sudut antar vertikal dan horisontal letter L itu.

Si Tyo, jika akan mengajak ku keluar, maka akan melempari batu jendela kamarku, dari gang yang ada dibelakang rumah yang aku tinggali itu. jika kebetulan aku ada maka aku akan melongok keluar dan segera bergabung dengannya. Maklum di tahun 2001 masih belum ada handphone dan telpon rumah juga belum tentu semua orang punya.

Dengan supra andalannya, dia akan mengajakku ke rumah temen temen yang lain, terkadang bermain bola di lapangan merdeka. 

Sewaktu SD di kampungku di jawa, aku suka untuk keluar bermain bersama teman temanku yang lain, aku biasanya akan jalan jalan kerumah temanku yang lain, namun sejak SMP di kota rantau itu, aku jadi jarang keluar, karna di samping ada banyak pekerjaan untuk dilakukan di rumah, juga karna kemana mana butuh uang. dan aku tak punya uang untuk naik angkot kecuali untuk sekolah saja.

Sewaktu SMA pun demikian, aku masih naik angkot,kemudian datanglah si Tyo, dia seperti mengenalkanku pada dunia remaja SMA, nongkrong bersama temen, membangun ikatan pertemanan, membangun trust, dan menyelami hiruk pikuk dunia remaja yang penuh warna.

Sekali waktu dia membawaku main ke salah satu teman kami anak seorang pejabat MILITER di daerah KODAM, hanya untuk bermain game suit ( salah satu game cabul menurutku ). Kali lain, dengan supranya dia memboncengku buat ke rumah salah satu teman kami di daerah sumber rejo , hanya untuk mendapati bahwa sempak teman kami merknya Hinks, hingga kami memanggilnya Tom Hinks (Semoga engkau tenang di sisiNya kawan).

Tanpa terasa, sejak sering di culik oleh Tyo, aku menjadi bagian dari perkumpulan anak anak KPS ( sekolah SMP Tyo ). Aku sering ikut perkumpulan mereka, menjadi salah satu saksi kisah asmara yang merebak diantara mereka. 

Suatu hari, entah bagaimana awalnya, ingatanku berada dalam teras sebuah rumah di pinggir pantai kilang ( depan lapangan merdeka ), di sana kurang lebih kami berjumlah sekitar 6 orang lebih. Ku lihat teman teman yang lain seperti menyemangati si Tyo, untuk segera menembak seorang gadis yang tak lain teman kelas 1 SMA kami juga. 

"Cepet yo, ngomong sudah ", kata salah seorang diantara kami, menyemangati.
Namun yang keluar dari mulut tyo membuat kami semua tertawa.
Dengan polosnya dia bilang,

" Aku mau sama kamu, kamu mau nggak, jangan mau yang enggak - enggak" " katanya gugup 

kami semua tertawa tak terkecuali gadis yang dia tembak. 
Entah kenapa ada rasa geli bercampur excited yang belum pernah aku rasakan sebelumnya ketika melihat peristiwa itu. 

Namun anehnya setelah peristiwa itu, tak pernah aku lihat dia jalan berdua dengan gadis yang dia tembak, di sekolah pun, kami berdua masih bermain bola dengan kelas laen, tak seperti layaknya teman teman lain yang pacaran, yang runtang - runtung berdua, jajan berdua,jika istirahat maka akan duduk berdua. 

Saat itu aku baru memahami kata - kata orang, 
"masa yang paling indah adalah masa - masa SMA, itu semua benar adanya jika engkau bertemu teman yang tepat "
Dan aku bersyukur  sering di culik oleh Tyo ,mengalami keseruan dalam warna warni dunia SMA. sebuah dunia baru, karna sebelumnya duniaku hanya berkutat di seputaran pekerjaan rumah dan dunia sablon. 

Kini, di saat umur sudah jelang empat puluh tahun, ingatan - ingatan itu hadir seperti memaksa untuk dipilih dan dipilah, untuk dibawa ke fase umurku selanjutnya. Memaksaku memeriksa detail apakah aku pernah melakukan kesalahan yang tidak bisa mereka maafkan, ataukah memang sudah seleksi alam jika sudah dewasa, maka keakraban dengan teman teman SMA mulai memudar seiring dengan hadirnya orang orang baru dalam hidup kita?? Aku tak tau apa ingatannya tentang ku, namun inilah ingatanku sepanjang berteman denganya. 

"Terima Kasih Teman".






Komentar

Postingan Populer